Sering disiulin cowok ?
Sering ditatap dengan pandangan yang bikin gerah ?
Watch out ! Jangan-jangan kamu lagi dilecehin ...
Sering ditatap dengan pandangan yang bikin gerah ?
Watch out ! Jangan-jangan kamu lagi dilecehin ...
Pasti kita sering dengar kata pelecehan seksual yang sesungguhnya berarti tindakan dalam bentuk omongan, tulisan ataupun fisik yang cenderung vulgar dan menimbulkan ketidaknyamanan atau kerugian di pihak korban (umumnya cewek). Jadi, kalau kita merasa nggak nyaman dan sebal gara-gara disiulin anak-anak cowok di kelas, itu tandanya kita sudah dilecehkan.
Ingat, pelecehan seksual bisa terjadi di manapun dan kapanpun. Ini dia beberapa tips smart ngadepin pelecehan seksual (Sexual Harassment) yang disarankan Bernice Sandler dari Women’ s Research and Education Institute:
Ingat, pelecehan seksual bisa terjadi di manapun dan kapanpun. Ini dia beberapa tips smart ngadepin pelecehan seksual (Sexual Harassment) yang disarankan Bernice Sandler dari Women’ s Research and Education Institute:
Jangan cuek. Umumnya cewek akan berusaha pura-pura cuek jika dilecehkan. Percaya deh, peristiwa pelecehan nggak bakal berhenti hanya dengan kita cuekin atau diamkan saja. Kalau kita diam, si pelaku akan berpikir bahwa kita senang diperlakukan seperti itu. Jadi, jangan diam saja !
Miss Manner. Kita bisa dengan sopan bilang bahwa hal yang dilakukan oleh para cowok kurang ajar itu nggak sopan dan nggak pantas dilakukan. Misalnya, “Kamu nggak pernah diajarin, ya, kalau yang kamu lakukan itu nggak sopan ?” atau “Maaf ya, gue nggak minat sama orang yang mulutnya nggak sekolah kayak elu.” Tapi kalau dia nggak ngerti juga, kita bisa dengan tegas bilang kalau kita nggak suka diperlakukan demikian. No means No !
Kasih tahu orang lain. Jangan malu ngomongin hal ini sama orang lain seperti Mama, sobat atau guru. Biasanya kita malu ngomongin hal ini ke orang lain karena takut dianggap yang tidak-tidak. Itu salah besar. Kita justru lebih lega saat menyadari kalau kita nggak sendirian dan ada orang lain yang bisa membantu nyari solusinya.
Curhat di diary. Kalau malu curhat sama orang lain, belilah sebuah buku diary dan keluarkan perasaan kita lewat tulisan di buku itu. Diary ini bisa jadi tumpahan uneg-uneg sekaligus jadi bukti fisik rekaman tindakan pelecehan yang kita terima dan bisa kita laporkan ke pihak yang berwajib bila sudah kelewat batas. Jangan lupa catat tanggal, hari, dan waktu kejadiannya juga.
Pura-pura nggak ngerti. Kita bisa membalas sikap kurang ajar dari seseorang dengan berpura-pura. Kalau ada yang melontarkan humor-humor yang jorok, kita bisa pura-pura tidak mengerti dan memintanya mengulang beberapa kali. Ia bakal merasa kesal karena menyangka becandaannya nggak laku dan kita nggak mempan dilecehin.
Stay cool ! Inilah saatnya serangan balik. Bila si tukang leceh sedang beraksi, jangan sesekali gentar. Semakin kita takut, semakin senanglah dia. Para pelaku pelecehan seksual biasanya merasa puas melihat korbannya takut atau kaget. Apalagi kalau kita berhadapan dengan eksibisionis yang senang memperlihatkan alat kelaminnya agar kita kaget. Kalau ini terjadi, kita bisa menertawakannya dan berlalu dengan santai tanpa harus melihat lagi ke belakang.
Laporkan. Kalau memang si pelaku sudah melakukan hal yang tidak bisa ditolerir lagi seperti membuntuti, meneror, atau memaksa, inilah saatnya melaporkan si tukang leceh ke pihak berwajib. Jangan tunda lagi, sebelum ini terjadi tindak kriminal yang lebih berbahaya. Pokoknya jangan takut !
Bentuk-bentuk pelecehan seksual :
Miss Manner. Kita bisa dengan sopan bilang bahwa hal yang dilakukan oleh para cowok kurang ajar itu nggak sopan dan nggak pantas dilakukan. Misalnya, “Kamu nggak pernah diajarin, ya, kalau yang kamu lakukan itu nggak sopan ?” atau “Maaf ya, gue nggak minat sama orang yang mulutnya nggak sekolah kayak elu.” Tapi kalau dia nggak ngerti juga, kita bisa dengan tegas bilang kalau kita nggak suka diperlakukan demikian. No means No !
Kasih tahu orang lain. Jangan malu ngomongin hal ini sama orang lain seperti Mama, sobat atau guru. Biasanya kita malu ngomongin hal ini ke orang lain karena takut dianggap yang tidak-tidak. Itu salah besar. Kita justru lebih lega saat menyadari kalau kita nggak sendirian dan ada orang lain yang bisa membantu nyari solusinya.Curhat di diary. Kalau malu curhat sama orang lain, belilah sebuah buku diary dan keluarkan perasaan kita lewat tulisan di buku itu. Diary ini bisa jadi tumpahan uneg-uneg sekaligus jadi bukti fisik rekaman tindakan pelecehan yang kita terima dan bisa kita laporkan ke pihak yang berwajib bila sudah kelewat batas. Jangan lupa catat tanggal, hari, dan waktu kejadiannya juga.
Pura-pura nggak ngerti. Kita bisa membalas sikap kurang ajar dari seseorang dengan berpura-pura. Kalau ada yang melontarkan humor-humor yang jorok, kita bisa pura-pura tidak mengerti dan memintanya mengulang beberapa kali. Ia bakal merasa kesal karena menyangka becandaannya nggak laku dan kita nggak mempan dilecehin.
Stay cool ! Inilah saatnya serangan balik. Bila si tukang leceh sedang beraksi, jangan sesekali gentar. Semakin kita takut, semakin senanglah dia. Para pelaku pelecehan seksual biasanya merasa puas melihat korbannya takut atau kaget. Apalagi kalau kita berhadapan dengan eksibisionis yang senang memperlihatkan alat kelaminnya agar kita kaget. Kalau ini terjadi, kita bisa menertawakannya dan berlalu dengan santai tanpa harus melihat lagi ke belakang.
Laporkan. Kalau memang si pelaku sudah melakukan hal yang tidak bisa ditolerir lagi seperti membuntuti, meneror, atau memaksa, inilah saatnya melaporkan si tukang leceh ke pihak berwajib. Jangan tunda lagi, sebelum ini terjadi tindak kriminal yang lebih berbahaya. Pokoknya jangan takut !
Bentuk-bentuk pelecehan seksual :
- Disiulin, digodain, atau dipanggil dengan ‘nama-nama’ berbau seksual yang bikin kita ngerasa nggak nyaman. Misalnya pecun, bitch !
- Dicolek, diraba-raba, dielus, ditempel, atau digesek-gesek dengan sengaja dan segala bentuk sentuhan yang membuat kita merasa tidak nyaman.
- Ditatap dengan pandangan vulgar yang bikin kita risih.
- Diteror lewat surat, e-mail, sms, telepon yang isinya vulgar, porno dan mengumbar seksualitas.
- Dipertontonkan kelamin di hadapan sendiri ataupun di tempat umum (eksibisionis).
- Dipaksa melakukan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan seksual yang tidak ingin kita lakukan.
Poetry
0 Comments:
Post a Comment