Pria Vs Cowok

Pria itu adalah definisi seorang laki-laki yang sudah cukup mature, dewasa dalam berpikir dan tindakan, serta bertanggung jawab. Cowok artinya juga laki-laki, tapi belum merujuk pada kedewasaannya, karena masih belum dapat memutuskan sesuatu secara mandiri dan benar. Cowok masih perlu dibimbing dan egonya masih tinggi. Berikut adalah daftar yang bisa kita jadiin acuan buat mengetahui apakah cowok itu sudah cukup dewasa atau belum.

Pria

• Bertanggung jawab akan kesalahan yang dia buat. Mau mengakui kalau dia salah (nggak gengsi buat minta maaf) dan tidak lari dari tanggung jawab. Jadi waktu disuruh ibunya, dia nggak bakal ngedumel atau ngomel-ngomel tapi malah melakukan perintah dengan senang hati.


• Sewaktu bertengkar atau berargumen lebih bisa berpikir dengan logika dibandingkan memakai perasaan apalagi ego.


• Punya tujuan hidup buat masa depan. Dia tahu mau jadi apa dan punya bekal untuk masa depannya.


• Tetap tenang dan berkepala dingin sewaktu mendapat masalah. Tidak mudah jatuh dan tidak menyalahkan orang lain atas masalahnya.


• Mulai nabung. Tidak boros buat hal-hal yang nggak jelas gunanya.


• Bisa menyesuaikan diri. Ngobrol sopan sama orang yang lebih tua, dan berpakaian rapi sesuai tempat.


• Bisa menentukan mana yang benar dan mana yang salah.


• Bisa menerima kritik sebagai pembangun motivasi diri.


• Sewaktu gagal nggak menyerah. Menjadikan kegagalan sebagai guru terbaik.


• Waktu pacaran, awalnya perhatian dia biasa saja. Tapi makin lama makin perhatian dan sayang sama kita.


• Mengenalkan kamu pada keluarga dan teman-temannya.


• Mengutamakan ‘ladies first’.


• Bisa membaur dengan lingkungan baru dan nggak gampang pasang muka bete sewaktu kamu ajak ke acara keluarga.


• Bisa mengetahui kelebihan maupun kekurangan dalam dirinya.

Cowok

• Tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Masih perlu diaturin dan diurusin ibunya, iiihhh ... malas banget ...


• Masih suka cari perhatian. Ngomongnya keras-keras, tingkah over act, sok asyik dan lain-lain yang bikin malees ...


• Gampang frustasi (padahal cuma gara-gara dapat nilai C!). Kekesalannya sering dijadiin alasan untuk marah-marah, nge-drugs, ngutil, bolos sekolah, pokoknya hal-hal negatif yang diambil sebagai pelarian. Nggak merhatiin situasi kondisi. Cuek dan bangga saja pakai baju belel dan kaos yang dua minggu nggak dicuci buat datang ke acara keluarga kamu. Huuh kayak nggak ada baju lain yang bagusan dan lebih sopan, deh !


• Nggak respect sama orang yang lebih tua, dan nggak bisa ngebaur di lingkungan baru. Sukanya diam saja sambil cemberut. Dan ngerengek minta pulang lebih cepat di acara keluarga kamu karena bosan. Anak-anak banget nggak, sih ?


• Gampang banget kalau nggak diperhatiin sama kita. Pffuihh ... hal-hal kecil saja bisa jadi masalah gede.


• Waktu pertama jadian atau pas PDKT, memberikan sejuta perhatian dan kasih sayang. Setelah enam bulan jadian ? Mulai ngilang nggak jelas deh. Telepon saja cuma tiga kali seminggu !


• Nggak bertanggung jawab. Maunya melimpahkan atau menyalahkan orang lain buat masalahnya.


• Menghabiskan uang jajannya untuk jalan-jalan, main, ngebagusin mobil atau motornya. Nggak ragu untuk ngutang padahal cuma buat beli barang-barang yang nggak penting. Pakai emosi dan otot dalam menyelesaikan masalah. Nggak tahu ke depannya dia mau jadi apa. Tidak tahu jalan untuk menuju cita-citanya.


• Nggak bisa dinasihati, apalagi diprotes. Egonya tinggi dan masih ngomong dengan bahasa gue, bukan kita.


• Emosinya gampang turun-naik. Tidak bisa mengendalikan diri dan cenderung nekat, nggak mikirin akibatnya apa.


• Mengutamakan dirinya dulu baru orang lain (me first, bukan ladies first).

Sering menemui tipe cowok daripada pria ? Wajar saja kok. Kedewasaan itu nggak bisa dipaksakan, tapi datang dari kesadaran diri sendiri. So, sabar saja deh menghadapinya. Lagi pula menghadapi cowok yang masih bersikap kekanakan dan egois justru akan melatih kedewasaan kita dalam bertindak.

Dila Ariestiani