Cinta Dulu, Cinta Sekarang

Masih suka deg-degan kalau ngobrol
nggak bisa naksir cowok lain
duh ... dia terus yang kepikiran, nih !

Kita semua pasti pernah ngalamin lari-larian di halaman, main petak umpet atau galah asin bareng teman-teman masa kecil dulu. Kita mungkin pernah merasa 'naksir' teman sepermainan kita itu. Kata orang itu cinta monyet, puppy love. Tapi bagaimana kalau sampai sekarang si dia masih suka 'lari-lari' atau main petak umpet di pikiran kita ?

Beneran cinta mati, nih ?

Sampai sekarang, kita mungkin saja belum pernah punya pacar karena selalu teringat-ingat sama cinta monyet kita itu, atau sudah berkali-kali pacaran tapi akhirnya kandas karena masih terbayang cowok ganteng teman SD kita dan sampai sekarang masih jadi sobat kita. Hmm ... jangan-jangan selama ini kita memang masih memendam rasa sama si dia !

Rasa deg-degan dan terbayang-bayang ini bisa saja rasa cinta beneran yang kita rasakan, atau sebenarnya hanya rasa penasaran karena kita nggak pernah menyampaikan rasa ini ke dia dan nggak tahu bagaimana responnya. Apa lagi yang ditunggu ? Nggak ada cara lain selain kita harus mengungkapkan perasaan ini sama dia.

Tiga cara tepat

Lemari Cinta - Cinta Dulu, Cinta SekarangMemang betul, it's easier said than done. Tapi bukan berarti mustahil pula. Kalau kita asal ngomong tanpa perhitungan, bisa jadi malah merusak tali persahabatan yang sudah terjalin selama ini. Jadi, yang penting kita ...

  1. Cari waktu :

    Sebaiknya kita mencari waktu yang tepat untuk ngungkapin perasaan. Misalnya saat dia lagi nggak habis patah hati, masih berstatus single, lagi nggak bete atau sibuk.

  2. Cari tempat :

    Kalau tiba-tiba kita menghampiri dia dan terbata-bata mengungkapkan rasa suka kita padanya, wah ... alamat ngebingungin dia banget ! Mendingan kita ajak dia ketemuan di suatu tempat, misalnya kafe atau undang dia main ke rumah.

  3. Cari kata-kata :

    Pilih kata-kata yang tepat buat ngungkapin perasaan. Ngungkapin bukan berarti nembak, loh ! Kita cuma ingin dia tahu apa yang kita rasakan, bukan memintanya untuk jadi pacar kita. Kasih waktu yang lebih lega buat dia 'mencerna' informasi yang baru dia dapatkan.

Siap-siap sama responnya

Setelah kita bilang dan tahu reaksinya, kita lihat lagi diri kita sendiri. Kalau setelah itu kita merasa lega, berarti cuma penasaran. Tapi kalau setelah itu malah makin deg-degan, mungkin dia memang true love kita.

In the end, kalau responnya negatif alias perasaannya nggak sama kita, jangan sampai kita jadi berubah dan berlaku beda ke dia. Atau lebih ekstrem-nya lagi, menjauh. Tapi kalau responnya positif dan ternyata dia juga punya perasaan yang sama dengan kita, wah ... pucuk di cinta ulam tiba, namanya. Yang pasti, apapun responnya, usahakan agar persahabatan dengannya nggak sampai terputus ! Sayang kan ...


Tika Dewi

0 Comments:

:a: :b: :c: :d: :e:
:f: :g: :h: :i: :j:
:k: :l: :m: :n: :o:
:p: :q: :r: :s: :t:
:u: :v: :w: :x: :y:
:z: :1: :2: :3: :4:
:5: :6: :7: :8: :9:
:10: :11: :12: :13: :14:

Post a Comment

newer post older post