Benar, dia bukan Pangeran Tampan, tapi ada sesuatu di dalam dirinya yang tidak kulihat sebelumnya. – Nyanyian Belle dalam “Beauty and the Beast”
Ketika mendapati pertanyaan itu, hampir bisa dipastikan sembilan puluh persen (atau lebih) orang dengan cepat menyimpulkan, “Ah, jelas saja, sang cowok kaya raya, kan ?” atau “Pasangan yang salah kasting !”
Orang sering kali sinis atau mudah memandang sinis saat mendapati sepasang cowok-cewek yang sepertinya tidak seimbang – atau amat sangat tidak seimbang – dalam hal tampilan fisik. Kesinisan itu biasanya paling sering muncul saat mendapati cewek yang amat sangat cantik pacaran dengan cowok yang amat sangat jelek. Pernah duduk di kafe dan mendapati “kenyataan aneh” seperti itu, lalu bersama teman “berbisik-bisik mesra” membicarakan mereka ?
Tentu saja berpacaran dengan cowok jelek adalah hak setiap cewek cantik, sebagaimana berpacaran dengan cewek jelek adalah hak setiap cowok tampan. Jadi, mengapa hal semacam itu menjadi aneh ? Jawaban pertama karena kita menganggap (dan meyakini) bahwa kita tidak akan seperti itu !
Mungkin jarang terpikir oleh kita bahwa segala perilaku, perbuatan, prasangka, bahkan segala sesuatu di pikiran kita adalah refleksi paling jujur mengenai siapa diri kita. Semua yang kita ucapkan dan lakukan, bahkan pikirkan dan yakini, adalah cermin paling jernih untuk melihat diri kita sesungguhnya. Jadi, kalau kita menganggap aneh seorang cewek cantik yang berpacaran dengan cowok jelek, hakikatnya adalah kita tidak akan berpacaran dengan cowok jelek jika merasa cantik, dan tidak akan pacaran dengan cewek jelek jika merasa tampan.
Mungkin penjelasan itu masih akan memancing debat, dan kita ingin buru-buru mengatakan, “Yang benar saja. Manusiawi, gitu loh, masa cewek yang merasa diri cantik mau pacaran dengan cowok jelek kalau tidak ada alasan-alasan tertentu ?”
Mari mulai pembahasan topik ini dengan sesuatu yang dalam psikologi disebut “peta cinta”. Di dalam psikis kita ada kerangka yang disebut peta cinta. Peta cinta itulah yang menggerakkan dan menuntun seseorang untuk jatuh cinta serta mencintai sosok dalam peta cintanya. Terkadang kita melihat ada cowok yang tergila-gila pada seorang cewek, tapi cowok-cowok lain tidak merasakan hal sama. Begitu pula kita sering mendapati cewek yang tergila-gila pada sosok cowok tertentu, tapi cewek-cewek lain menganggap cowok itu biasa-biasa saja. Mengapa hal semacam itu terjadi ? Jawabannya peta cinta itu tadi.
Mungkin seorang teman tergila-gila pada seorang cewek, tapi kita dan cowok-cowok lain sama sekali tidak bisa memahami apa daya tarik cewek itu. Mengapa itu terjadi ? Karena hanya cowok yang jatuh cinta itulah yang memiliki peta cinta yang menuntunnya untuk jatuh cinta pada model atau tipe cewek itu.
Begitu pula kalau seorang cewek mabuk kepayang pada seorang cowok, sementara cewek-cewek lain menganggap cowok itu biasa-biasa saja dan sama sekali tidak istimewa. Mengapa ada cewek yang sampai mabuk kepayang ? Jawabannya sama, karena hanya cewek yang jatuh cinta itulah yang memiliki peta cinta yang menuntunnya untuk jatuh cinta pada model atau tipe cowok itu.
Cowok sering membayangkan “cewek ideal” adalah cewek yang cantik, seksi, cerdas, keibuan, ramah, dan mungkin alim. Namun, ketika dihadapkan pada sosok cewek yang lengkap seperti itu, apakah cowok bisa langsung jatuh cinta ? Belum tentu ! Meskipun membayangkan cewek semacam itu akan membuatnya jatuh cinta, kenyataannya tidak ada jaminan dia bisa jatuh cinta ketika menemukan cewek yang benar-benar persis seperti yang dibayangkannya. Mengapa ? Karena dia hanya akan jatuh cinta pada sosok cewek di peta cintanya ! Apa yang digambarkan sebagai cewek cantik, seksi, cerdas, keibuan, ramah, dan alim adalah gambaran ideal pikiran seorang cowok. Namun, itu bukan gambaran ideal bagi sosok yang ingin dicintainya !
Begitu pula halnya dengan cewek. Dalam bayangan cewek, mungkin sosok “cowok ideal” adalah yang … tampan, good looking, cerdas, humoris, romantis, pandai membawa diri, dan tentunya … kaya ! Namun, apakah ketika seorang cewek menemukan sosok cowok yang persis seperti itu dia bisa langsung jatuh cinta ? Tidak ! Meskipun mungkin sang cewek sering kali membayangkan itu sosok impiannya, kenyataannya ada cukup banyak cewek yang tidak bisa jatuh cinta ketika dihadapkan pada sosok cowok yang telah memenuhi semua kualifikasi “ideal” itu. Mengapa ? Jawabannya sama, dia hanya bisa jatuh cinta kepada sosok cowok dalam peta cintanya !
Sosok yang digambarkan sebagai tampan, good looking, cerdas, humoris, romantis, pandai membawa diri, dan kaya adalah gambaran ideal pikiran seorang cewek, bukan gambaran ideal sosok yang ingin dicintainya !
Jadi, apa sebenarnya “peta cinta” ?
Secara definitif, peta cinta bisa disebut sebagai “semacam gambaran yang mengendap di dalam bawah sadar dan menuntun setiap orang untuk mendapatkan sosok yang diimpikan atau diinginkan”. Setiap orang tidak bisa lepas dari peta cinta, itu sudah semacam pola psikologis yang menjerat perilaku setiap orang yang memilikinya. Jadi, seiring dengan tumbuh dan berkembangnya diri kita, sejak kecil, bahkan bayi, kita membentuk “sosok ideal” menyangkut lawan jenis dan hal itu terjadi sangat perlahan-lahan sehingga kita sendiri bahkan tidak menyadarinya hingga akhirnya melekat kuat dan terpahat begitu dalam di bawah sadar kita.
Pada kaum cowok, peta cinta biasanya lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat fisik, sementara pada kaum cewek, peta cinta lebih banyak mengarah pada hal-hal yang bersifat kepribadian atau nonfisik.
Pada kaum cowok, peta cinta dapat dikatakan sebagai “susunan gambaran semua perempuan yang pernah dikenal dan mempunyai efek menyenangkan baginya”. Bagi sebagian besar cowok, perempuan semacam itu bisa terdiri dari ibu, cewek pertama yang membuatnya jatuh cinta sewaktu di SD, perempuan dewasa pertama yang dia kagumi di luar keluarga, dan orang-orang lain, dari tetangga sampai sosok guru TK.
Peta cinta itulah yang kemudian menggerakkan sang cowok dalam memilih dan menentukan pasangan kelak ketika dia dewasa. Misalnya, pada masa dewasa dia tergila-gila dengan sosok cewek yang keibuan (karena mungkin mirip ibunya yang dulu sering menenteramkan hati dan menenangkannya saat menangis) atau sosok cewek yang berkulit putih (karena mungkin mirip guru TK yang dikaguminya yang memiliki kulit putih) atau cewek yang pintar (karena mungkin mirip cewek yang membuatnya jatuh cinta ketika masih SD), dan lain-lain.
Jadi, dengan perspektif peta cinta ini, kita akan tahu bahwa selalu ada faktor dominan tertentu yang membuat seorang cowok tergila-gila kepada seorang cewek, yang mungkin di mata cowok lain terkesan “biasa-biasa saja”.
Kalau memiliki teman atau sahabat cowok yang jatuh cinta pada beberapa cewek, lihat dan perhatikan. Selalu ada satu ciri tertentu pada diri cewek-cewek itu. Mungkin dia berkulit sawo matang dan lembut keibuan, mungkin dia berpostur tinggi dengan watak jenaka dan pintar, atau lainnya. Di situlah letak rahasia peta cinta. Kalau mau ditelusuri lebih jauh, bahkan hobi atau minat tertentu yang sangat kuat pada diri seorang cowok pun sesungguhnya menggemakan semua cinta (baca: nostalgia) dari masa lalu – dan sekali lagi, itulah peta cinta.
Sekarang tentang cewek. Sebagaimana cowok yang membangun peta cinta sejak masih bayi dan terus berlanjut hingga dewasa, kaum cewek juga sama. Hanya saja, dan di sinilah letak perbedaan kecilnya, cewek membangun peta cinta pada hal-hal yang bersifat psikis atau kepribadian. Sekali lagi, itu perbedaan kecil, karena cewek akan tetap menyukai fisik tertentu, tapi faktor perilaku atau kepribadianlah yang melekat lebih kuat sekaligus terpahat lebih dalam di peta cintanya.
Tanpa disadari, bahkan terkadang oleh dirinya sendiri, cewek sebenarnya menempatkan perilaku, karakteristik, atau kepribadian tertentu menyangkut sosok cowok yang (selalu) membuatnya jatuh cinta. Ada cewek yang mudah hanyut oleh cowok yang tegas tapi ramah (mungkin karena itulah sifat ayahnya yang amat dia hormati), atau mudah kasmaran dengan cowok yang pendiam dan rajin (mungkin karena mirip kakak cowoknya yang dia kagumi), dan (bocoran buat cowok-cowok) ada banyak cewek yang mudah terpesona pada cowok-cowok pintar yang tahu cara berbicara di depan umum secara memukau (inilah peta cinta terbanyak yang dibangun para cewek saat mulai mengenali kekaguman pada guru-guru hebat di masa kecil mereka).
Ada satu penilitian yang menarik menyangkut peta cinta. Para ilmuwan di University of Pecs, Hongaria, melakukan serangkaian penelitian yang kemudian menghasilkan kesimpulan yang mereka sebut sebagai “sexual imprinting”. Riset itu membuktikan bahwa sebagian besar cewek ternyata menggunakan sosok ayah sebagai pola dalam memilih cowok yang akan dijadikan pasangan, bahkan meskipun cewek itu bukan anak kandung sang ayah (misalnya karena adopsi).
Kesimpulan itu didukung oleh ilmuwan lain. Tamas Bereczkei, peneliti lain, bahkan melakukan penelitan dengan mengukur proporsi wajah 52 keluarga yang menjadi objek penelitian. Hasilnya, dia menemukan kaitan erat antara calon suami seorang cewek dan ayah sang cewek, terutama pada proporsi wajah di daerah pusat, yakni hidung dan mata. Para cewek juga memiliki kemiripan dengan ibu mertua di bagian wajah, terutama dagu dan bibir.
Tamas Bereczkei menyatakan, “Hasil penelitian kami memberikan dukungan terhadap hipotesis sexual imprinting yang menegaskan bahwa anak akan membuat pola mental dari orangtua lawan jenis dan mencari pasangan yang memiliki kemiripan dengan skema persepsi mereka.”
Jadi, sudah paham mengapa ada cewek cantik yang berpacaran dengan cowok jelek ?
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, peta cinta dalam diri cewek lebih mengedepankan faktor psikis atau bersifat kepribadian menyangkut sosok cowok yang dicintai atau ingin dijadikan pasangan. Karenanya, kita mungkin lebih sering mendapati cewek cantik bersama cowok yang (relatif) jelek daripada mendapati cowok tampan bersama cewek yang (relatif) jelek.
Kalau alasan-alasan itu masih belum memuaskan dan belum cukup menjawab pertanyaan mengapa cewek cantik pacaran dengan cowok jelek, mari kupas masalah itu dari sudut pandang yang “lebih ilmiah”.
Jadi, mengapa ada cewek cantik yang berpacaran dengan cowok jelek ? Jawaban yang lebih ilmiah adalah cewek itu orang yang cerdas ! Cewek yang berpacaran dengan tujuan hubungan jangka panjang cenderung memilih cowok bukan karena faktor fisik semata, tapi melampaui faktor fisik yang kasatmata. Penelitian terbaru bahkan menyatakan bahwa pasangan dengan pihak cewek lebih menarik secara fisik biasanya lebih mampu melangsungkan jalinan hubungan yang lebih baik dan lebih positif daripada sebaliknya.
Riset paling mutakhir yang dilakukan oleh Allan Mazur dari Syracuse University, New York bahkan menyebutkan semakin menarik seorang cowok, semakin tinggi peluangnya untuk menghancurkan perkawinan pertamanya. Mengapa bisa begitu ? Kita semua sudah tahu jawabannya, yakni semakin menarik seseorang (dalam hal ini cowok), semakin besar pula peluangnya untuk dapat diterima di berbagai lingkungan. Lebih dari itu, cewek juga selalu suka berdekatan dengan cowok yang tampan atau menarik – dari situ biasanya tercipta milieu untuk melakukan perselingkuhan.
Berdasarkan hasil banyak penelitian dan riset yang telah dilakukan, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa cowok akan lebih menghormati hubungan jika sadar bahwa ceweknya lebih menarik dibanding dirinya, sementara cewek lebih membutuhkan sosok pasangan yang dapat mendukungnya alih-alih sekadar penampilan atau tampilan fisik yang menarik.
Jadi, kalau mau dipersingkat, inilah intinya. Tampilan fisik atau daya tarik fisik memang terkadang penting ketika orang akan menjalin hubungan, tapi tidak lagi menjadi sesuatu yang penting ketika hubungan mulai berjalan. Lebih dari itu, kalau cowok biasanya sangat sensitif dengan cewek cantik, cewek lebih sensitif dengan tinggi badan cowok dan tingkat penghasilan mereka.
Jadi, cowok-cowok, kalau lain kali mendapati cewek cantik pacaran dengan cowok yang menurut kalian jelek, bersyukurlah.
Loh, kenapa ?
Ya iyalah, setidaknya kan itu berarti kalian punya harapan untuk pacaran dengan cewek cantik ! He he he …
Read More ...
Tentu saja berpacaran dengan cowok jelek adalah hak setiap cewek cantik, sebagaimana berpacaran dengan cewek jelek adalah hak setiap cowok tampan. Jadi, mengapa hal semacam itu menjadi aneh ? Jawaban pertama karena kita menganggap (dan meyakini) bahwa kita tidak akan seperti itu !
Mungkin jarang terpikir oleh kita bahwa segala perilaku, perbuatan, prasangka, bahkan segala sesuatu di pikiran kita adalah refleksi paling jujur mengenai siapa diri kita. Semua yang kita ucapkan dan lakukan, bahkan pikirkan dan yakini, adalah cermin paling jernih untuk melihat diri kita sesungguhnya. Jadi, kalau kita menganggap aneh seorang cewek cantik yang berpacaran dengan cowok jelek, hakikatnya adalah kita tidak akan berpacaran dengan cowok jelek jika merasa cantik, dan tidak akan pacaran dengan cewek jelek jika merasa tampan.
Mungkin penjelasan itu masih akan memancing debat, dan kita ingin buru-buru mengatakan, “Yang benar saja. Manusiawi, gitu loh, masa cewek yang merasa diri cantik mau pacaran dengan cowok jelek kalau tidak ada alasan-alasan tertentu ?”
Mari mulai pembahasan topik ini dengan sesuatu yang dalam psikologi disebut “peta cinta”. Di dalam psikis kita ada kerangka yang disebut peta cinta. Peta cinta itulah yang menggerakkan dan menuntun seseorang untuk jatuh cinta serta mencintai sosok dalam peta cintanya. Terkadang kita melihat ada cowok yang tergila-gila pada seorang cewek, tapi cowok-cowok lain tidak merasakan hal sama. Begitu pula kita sering mendapati cewek yang tergila-gila pada sosok cowok tertentu, tapi cewek-cewek lain menganggap cowok itu biasa-biasa saja. Mengapa hal semacam itu terjadi ? Jawabannya peta cinta itu tadi.
Mungkin seorang teman tergila-gila pada seorang cewek, tapi kita dan cowok-cowok lain sama sekali tidak bisa memahami apa daya tarik cewek itu. Mengapa itu terjadi ? Karena hanya cowok yang jatuh cinta itulah yang memiliki peta cinta yang menuntunnya untuk jatuh cinta pada model atau tipe cewek itu.
Begitu pula kalau seorang cewek mabuk kepayang pada seorang cowok, sementara cewek-cewek lain menganggap cowok itu biasa-biasa saja dan sama sekali tidak istimewa. Mengapa ada cewek yang sampai mabuk kepayang ? Jawabannya sama, karena hanya cewek yang jatuh cinta itulah yang memiliki peta cinta yang menuntunnya untuk jatuh cinta pada model atau tipe cowok itu.
Cowok sering membayangkan “cewek ideal” adalah cewek yang cantik, seksi, cerdas, keibuan, ramah, dan mungkin alim. Namun, ketika dihadapkan pada sosok cewek yang lengkap seperti itu, apakah cowok bisa langsung jatuh cinta ? Belum tentu ! Meskipun membayangkan cewek semacam itu akan membuatnya jatuh cinta, kenyataannya tidak ada jaminan dia bisa jatuh cinta ketika menemukan cewek yang benar-benar persis seperti yang dibayangkannya. Mengapa ? Karena dia hanya akan jatuh cinta pada sosok cewek di peta cintanya ! Apa yang digambarkan sebagai cewek cantik, seksi, cerdas, keibuan, ramah, dan alim adalah gambaran ideal pikiran seorang cowok. Namun, itu bukan gambaran ideal bagi sosok yang ingin dicintainya !
Begitu pula halnya dengan cewek. Dalam bayangan cewek, mungkin sosok “cowok ideal” adalah yang … tampan, good looking, cerdas, humoris, romantis, pandai membawa diri, dan tentunya … kaya ! Namun, apakah ketika seorang cewek menemukan sosok cowok yang persis seperti itu dia bisa langsung jatuh cinta ? Tidak ! Meskipun mungkin sang cewek sering kali membayangkan itu sosok impiannya, kenyataannya ada cukup banyak cewek yang tidak bisa jatuh cinta ketika dihadapkan pada sosok cowok yang telah memenuhi semua kualifikasi “ideal” itu. Mengapa ? Jawabannya sama, dia hanya bisa jatuh cinta kepada sosok cowok dalam peta cintanya !
Sosok yang digambarkan sebagai tampan, good looking, cerdas, humoris, romantis, pandai membawa diri, dan kaya adalah gambaran ideal pikiran seorang cewek, bukan gambaran ideal sosok yang ingin dicintainya !
Jadi, apa sebenarnya “peta cinta” ?
Secara definitif, peta cinta bisa disebut sebagai “semacam gambaran yang mengendap di dalam bawah sadar dan menuntun setiap orang untuk mendapatkan sosok yang diimpikan atau diinginkan”. Setiap orang tidak bisa lepas dari peta cinta, itu sudah semacam pola psikologis yang menjerat perilaku setiap orang yang memilikinya. Jadi, seiring dengan tumbuh dan berkembangnya diri kita, sejak kecil, bahkan bayi, kita membentuk “sosok ideal” menyangkut lawan jenis dan hal itu terjadi sangat perlahan-lahan sehingga kita sendiri bahkan tidak menyadarinya hingga akhirnya melekat kuat dan terpahat begitu dalam di bawah sadar kita.
Pada kaum cowok, peta cinta biasanya lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat fisik, sementara pada kaum cewek, peta cinta lebih banyak mengarah pada hal-hal yang bersifat kepribadian atau nonfisik.
Pada kaum cowok, peta cinta dapat dikatakan sebagai “susunan gambaran semua perempuan yang pernah dikenal dan mempunyai efek menyenangkan baginya”. Bagi sebagian besar cowok, perempuan semacam itu bisa terdiri dari ibu, cewek pertama yang membuatnya jatuh cinta sewaktu di SD, perempuan dewasa pertama yang dia kagumi di luar keluarga, dan orang-orang lain, dari tetangga sampai sosok guru TK.
Peta cinta itulah yang kemudian menggerakkan sang cowok dalam memilih dan menentukan pasangan kelak ketika dia dewasa. Misalnya, pada masa dewasa dia tergila-gila dengan sosok cewek yang keibuan (karena mungkin mirip ibunya yang dulu sering menenteramkan hati dan menenangkannya saat menangis) atau sosok cewek yang berkulit putih (karena mungkin mirip guru TK yang dikaguminya yang memiliki kulit putih) atau cewek yang pintar (karena mungkin mirip cewek yang membuatnya jatuh cinta ketika masih SD), dan lain-lain.
Jadi, dengan perspektif peta cinta ini, kita akan tahu bahwa selalu ada faktor dominan tertentu yang membuat seorang cowok tergila-gila kepada seorang cewek, yang mungkin di mata cowok lain terkesan “biasa-biasa saja”.
Kalau memiliki teman atau sahabat cowok yang jatuh cinta pada beberapa cewek, lihat dan perhatikan. Selalu ada satu ciri tertentu pada diri cewek-cewek itu. Mungkin dia berkulit sawo matang dan lembut keibuan, mungkin dia berpostur tinggi dengan watak jenaka dan pintar, atau lainnya. Di situlah letak rahasia peta cinta. Kalau mau ditelusuri lebih jauh, bahkan hobi atau minat tertentu yang sangat kuat pada diri seorang cowok pun sesungguhnya menggemakan semua cinta (baca: nostalgia) dari masa lalu – dan sekali lagi, itulah peta cinta.
Sekarang tentang cewek. Sebagaimana cowok yang membangun peta cinta sejak masih bayi dan terus berlanjut hingga dewasa, kaum cewek juga sama. Hanya saja, dan di sinilah letak perbedaan kecilnya, cewek membangun peta cinta pada hal-hal yang bersifat psikis atau kepribadian. Sekali lagi, itu perbedaan kecil, karena cewek akan tetap menyukai fisik tertentu, tapi faktor perilaku atau kepribadianlah yang melekat lebih kuat sekaligus terpahat lebih dalam di peta cintanya.
Tanpa disadari, bahkan terkadang oleh dirinya sendiri, cewek sebenarnya menempatkan perilaku, karakteristik, atau kepribadian tertentu menyangkut sosok cowok yang (selalu) membuatnya jatuh cinta. Ada cewek yang mudah hanyut oleh cowok yang tegas tapi ramah (mungkin karena itulah sifat ayahnya yang amat dia hormati), atau mudah kasmaran dengan cowok yang pendiam dan rajin (mungkin karena mirip kakak cowoknya yang dia kagumi), dan (bocoran buat cowok-cowok) ada banyak cewek yang mudah terpesona pada cowok-cowok pintar yang tahu cara berbicara di depan umum secara memukau (inilah peta cinta terbanyak yang dibangun para cewek saat mulai mengenali kekaguman pada guru-guru hebat di masa kecil mereka).
Ada satu penilitian yang menarik menyangkut peta cinta. Para ilmuwan di University of Pecs, Hongaria, melakukan serangkaian penelitian yang kemudian menghasilkan kesimpulan yang mereka sebut sebagai “sexual imprinting”. Riset itu membuktikan bahwa sebagian besar cewek ternyata menggunakan sosok ayah sebagai pola dalam memilih cowok yang akan dijadikan pasangan, bahkan meskipun cewek itu bukan anak kandung sang ayah (misalnya karena adopsi).
Kesimpulan itu didukung oleh ilmuwan lain. Tamas Bereczkei, peneliti lain, bahkan melakukan penelitan dengan mengukur proporsi wajah 52 keluarga yang menjadi objek penelitian. Hasilnya, dia menemukan kaitan erat antara calon suami seorang cewek dan ayah sang cewek, terutama pada proporsi wajah di daerah pusat, yakni hidung dan mata. Para cewek juga memiliki kemiripan dengan ibu mertua di bagian wajah, terutama dagu dan bibir.
Tamas Bereczkei menyatakan, “Hasil penelitian kami memberikan dukungan terhadap hipotesis sexual imprinting yang menegaskan bahwa anak akan membuat pola mental dari orangtua lawan jenis dan mencari pasangan yang memiliki kemiripan dengan skema persepsi mereka.”
Jadi, sudah paham mengapa ada cewek cantik yang berpacaran dengan cowok jelek ?
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, peta cinta dalam diri cewek lebih mengedepankan faktor psikis atau bersifat kepribadian menyangkut sosok cowok yang dicintai atau ingin dijadikan pasangan. Karenanya, kita mungkin lebih sering mendapati cewek cantik bersama cowok yang (relatif) jelek daripada mendapati cowok tampan bersama cewek yang (relatif) jelek.
Kalau alasan-alasan itu masih belum memuaskan dan belum cukup menjawab pertanyaan mengapa cewek cantik pacaran dengan cowok jelek, mari kupas masalah itu dari sudut pandang yang “lebih ilmiah”.
Jadi, mengapa ada cewek cantik yang berpacaran dengan cowok jelek ? Jawaban yang lebih ilmiah adalah cewek itu orang yang cerdas ! Cewek yang berpacaran dengan tujuan hubungan jangka panjang cenderung memilih cowok bukan karena faktor fisik semata, tapi melampaui faktor fisik yang kasatmata. Penelitian terbaru bahkan menyatakan bahwa pasangan dengan pihak cewek lebih menarik secara fisik biasanya lebih mampu melangsungkan jalinan hubungan yang lebih baik dan lebih positif daripada sebaliknya.
Riset paling mutakhir yang dilakukan oleh Allan Mazur dari Syracuse University, New York bahkan menyebutkan semakin menarik seorang cowok, semakin tinggi peluangnya untuk menghancurkan perkawinan pertamanya. Mengapa bisa begitu ? Kita semua sudah tahu jawabannya, yakni semakin menarik seseorang (dalam hal ini cowok), semakin besar pula peluangnya untuk dapat diterima di berbagai lingkungan. Lebih dari itu, cewek juga selalu suka berdekatan dengan cowok yang tampan atau menarik – dari situ biasanya tercipta milieu untuk melakukan perselingkuhan.
Berdasarkan hasil banyak penelitian dan riset yang telah dilakukan, para peneliti mengambil kesimpulan bahwa cowok akan lebih menghormati hubungan jika sadar bahwa ceweknya lebih menarik dibanding dirinya, sementara cewek lebih membutuhkan sosok pasangan yang dapat mendukungnya alih-alih sekadar penampilan atau tampilan fisik yang menarik.
Jadi, kalau mau dipersingkat, inilah intinya. Tampilan fisik atau daya tarik fisik memang terkadang penting ketika orang akan menjalin hubungan, tapi tidak lagi menjadi sesuatu yang penting ketika hubungan mulai berjalan. Lebih dari itu, kalau cowok biasanya sangat sensitif dengan cewek cantik, cewek lebih sensitif dengan tinggi badan cowok dan tingkat penghasilan mereka.
Jadi, cowok-cowok, kalau lain kali mendapati cewek cantik pacaran dengan cowok yang menurut kalian jelek, bersyukurlah.
Loh, kenapa ?
Ya iyalah, setidaknya kan itu berarti kalian punya harapan untuk pacaran dengan cewek cantik ! He he he …
Hoeda Manis